-Artikel-

Apakah Baby Blues Bisa Terjadi Sebelum Melahirkan ?

Posted By Dinkes Palu, 18 Oktober 2021 | Artikel | Dibaca 9620 kali

Para calon ibu pasti tidak asing lagi dengan istilah sindrom baby blues, bukan? Ini merupakan gangguan suasana hati yang terjadi setelah melahirkan. Diperkirakan hampir 70-80% wanita yang melahirkan, pernah mengalami kondisi ini. Namun, beberapa wanita mengaku mengalami baby blues lebih awal, yaitu selama masa kehamilan. Sebenarnya, bisakah baby blues terjadi sebelum melahirkan?

Bisakah baby blues terjadi sebelum melahirkan?

Sindrom baby blues adalah gangguan suasana hati yang menyerang wanita setelah melahirkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada hari ketiga hingga seminggu setelah melahirkan.

Ibu dengan kondisi ini akan merasakan perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, dan khawatir. Semua gejala tersebut dapat berlangsung selama 3-4 hari.

Meskipun umumnya terjadi setelah melahirkan, tidak semua wanita merasakannya pada waktu yang sama. Beberapa di antaranya mungkin merasakan gejala baby blues lebih awal, yaitu sebelum melahirkan.

Kondisi ini lebih dikenal dengan pre-baby blues atau depresi antepartum (antepartum depression).

Mengapa baby blues terjadi dapat saat hamil?

Menurut American Pregnancy Association, penyebab pasti baby blues tidak diketahui secara pasti. Namun, ahli kesehatan percaya bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan.

Selama hamil, hormon estrogen dan progesteron akan meningkat jumlahnya. Akan tetapi, kadarnya akan menurun setelah bayi dilahirkan.

Naik dan turunnya hormon ini kemungkinan besar memengaruhi proses kimia di otak sehingga bisa memicu depresi.

Baby blues setelah melahirkan juga bisa dipicu dari perubahan fisik ibu hamil dan rutinitas sehari-hari, seperti kelelahan dan kurang tidur.

Sementara itu, baby blues sebelum melahirkan kemungkinan besar terjadi pada wanita yang baru pertama kali merasakan kehamilan. Kehamilan pertama ini bisa memicu perasaan takut dan cemas berlebihan terhadap proses persalinan yang akan dihadapi nanti.

Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko baby blues saat hamil, di antaranya:

  • Memiliki hubungan dengan pasangan yang buruk sehingga kurang dukungan sosial dan emosional pada sang ibu selama masa kehamilan.
  • Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga sehingga hidupnya merasa tidak nyaman dan tertekan.

Mengatasi baby blues sebelum melahirkan

Baik saat hamil atau setelah melahirkan, baby blues dapat berdampak buruk pada kesehatan sang ibu dan buah hati. Untuk itu, kondisi ini harus ditangani dengan tepat.

Beberapa perawatan yang biasanya direkomendasikan untuk mengatasi baby blues, meliputi:

  • Belajar untuk menenangkan diri dengan latihan pernapasan dan meditasi.
  • Imbangi dengan istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, dan aktivitas fisik yang menyenangkan, seperti olahraga, berkebun, dan lain-lain.
  • Meningkatkan pengetahuan diri mengenai kehamilan dan persalinan untuk mengurangi rasa takut dan cemas menghadapi persalinan.
  • Mengikuti terapi perilaku kognitif (CBT) untuk meningkatkan pikiran-pikiran yang positif dan gaya hidup yang lebih sehat.

Pada kasus ringan, cara yang sudah disebutkan di atas kemungkinan besar akan membantu mengatasi baby blues sebelum melahirkan. Cara tersebut lebih diutamakan ketimbang penggunaan obat yang bisa memberikan efek samping.

Apabila gejala yang dialami cukup parah, dokter mungkin akan mempertimbangkan obat antidepresan tertentu yang aman diminum saat hamil.

Artikel ini telah dipublikasikan pada website Hellosehat.com