-Artikel-

Apa Bahayanya Bila Anda Mudik saat Pandemi COVID-19?

Posted By Dinkes Palu, 30 April 2021 | Artikel | Dibaca 294 kali

Aktivitas mudik sudah menjadi tradisi yang lekat dengan masyarakat Indonesia. Setiap tahun saat musim mudik, puluhan ribu orang berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya untuk berkumpul dengan keluarga besar dan merayakan Idulfitri.

Libur lebaran kali ini, seperti lebaran tahun lalu, kita belum bisa melaksanakan mudik seperti biasanya. Alih-alih melepas kangen dengan kampung halaman, aktivitas mudik saat pandemi COVID-19 justru dapat membawa bahaya bagi diri sendiri dan keluarga.

COVID-19 menular dengan amat cepat. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa laju transmisi COVID-19 mencapai 2,5. Artinya, satu orang pasien positif dapat menginfeksi setidaknya dua orang yang sehat. Belum lagi mutasi COVID-19 kini telah menghasilkan varian baru yang jauh lebih cepat dan mudah menular. Ketika mudik, Anda terpapar ratusan hingga ribuan orang selama dalam perjalanan. Jumlah orang yang berdekatan dengan Anda tentu lebih banyak lagi jika Anda menggunakan transportasi umum seperti kereta api, bus, kapal laut, ataupun pesawat terbang.

Tidak hanya berdekatan dengan sesama pemudik, tapi Anda juga mungkin berkontak erat dengan penjaja makanan, petugas tiket, dan sebagainya. Anda tidak bisa mengenali siapa saja yang positif COVID-19 dan siapa yang tidak terinfeksi. Bahkan, pasien positif pun mungkin tidak sadar terjangkit COVID-19 karena tidak menunjukkan gejala.

Anda juga bisa tertular COVID-19 jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan. Virus bisa menempel pada fasilitas umum, pintu kendaraan, atau benda lain yang Anda temui selama perjalanan.

Kini bayangkan apabila seseorang tertular COVID-19 saat mudik. Orang tersebut, atau bahkan Anda sendiri, dapat melanjutkan penyebaran ke belasan hingga ratusan orang. Mereka yang tertular tanpa sadar akan menimbulkan penularan virus SARS-CoV-2 ini di kampung halamannya.

Anda bisa jadi sudah terpapar virus tanpa menyadarinya, entah di kota asal ataupun selama perjalanan. Di kampung halaman, orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah orang tua, sanak saudara, serta seluruh warga yang belum tentu memiliki akses mudah terhadap fasilitas kesehatan.  -asw-

Credit to : hellosehat.com